Rabu, 01 April 2009

aMstUd

EVA NUR MAZIDAH
120710209
AMERICAN STUDIES

REPORT 4


SETTLEMENT AND IMMIGRATION

Imigrasi merupakan bagian penting bagi sejarah Amerika Serikat. Mereka dating untuk mengadu nasib dan mengabdi pada “mimpi”. Itulah mengapa setelah terjadi imigrasi besar-besaran, banyak sekali dijumpai latar belekang, ras, dan budaya yang beragam. Orang-orang baru yang tinggal di sana harus menghadapi kenyataan bahwa mereka sudah tidak lagi tinggal di kampumh halaman dan harus bisa cepat beradaptasi denagan “amerikanisasi”. Orang-orang yang tetap tin ggal di sana telah mampu menapaki jenjang suksesi etnik sebagaimana gelombang baru kedatangan para imigran tiba. Namun bagaimanapun juga, kedatangan para imigran membarikan dampak negative seperti konflik, diskriminasi, eksploitasi ekonomi, gerakan anti orang asing, dan lail-lain. Itulah mengapa dari dulu sampai sekarang tidak akan pernah ada satu budaya nasional di Amerika Serikat. Sebagai jalan keluar untuk keberagaman tersebut maka muncullah istilah “a melting pot”, “a salad with clearly identifiable ingredients”, dan “a stew” yang menunjukkan keberagaman.

Early Encounters European and Native Americans

Saat penjelajah Amerika bertemu orang-orang native Americans pada akhir 1400, sejarah panjang pertentangan dan konflik pun dimulai. Contohnya saja pada awal kedatangan orang-orang Eropa disana; pada gelombang awal mereka masih banyak yang mampu bertahaan hidup. Namun pada abad ke-17 baik pendatang maupun native terinfeksi wabah epidemic. Selain itu, tidak hanya manusia saja yang berimigrasi, hewan dan tanaman pun juga sama.
Native Americans merupakan contoh orang-orang pantheis. Mereka menganggap alam sebagai sesuatu yang sakral. Mereka hanya menerima apa yang terjadi. Itulah sebabnya orang –orang Eropa menganggao native Americans sebagai orang yang malas dan menyia-nyiakan alam kerena orang-orang Eropa menganggap dirinya sebagai The Great Chain of Being.

The Founders

• Orang-orang mendirikan koloni dianggap sebagai pendiri. Karena mereka yang menciptakan adapt, hokum, dan konstitusi yang pada akhirnya membuat para imigran lain harus terbiasa dengan aturan-aturan pendiri.
• Orang-orang inggris pertama kali membangun perkampungan permanent di Jamestown, Virginia tahun 1607. Mereka menjadikannya sebagai perusahaan komersil. Saat mereka kesulitan mendapatkan pekerja pabrik, mereka ekhrnya sekitar tahun 1619 mereka mendatangkan budak dari orang-orang Afrika.
• Tahun 1630, Lord Baltimore mendirikan Maryland sebagai tempat singah untuk umat katholik, orang-orang minoritas England yang teraniaya. Seiring perkembangan zaman, perekonomian mereka seperti Virginia tetapi juga masih berpegang pada pertanian padi dan nila.
• Untuk melepaskan diri dari tekanan di England, orang-orang Pilgrim-kelompok separatis gereja England-mendirikan koloni di Plymouth di Massachusetts. Orang-orang puritan, pendiri koloni Massachusetts Bay, tahun 1630, ingin memurnikan gereja England bukan membelot darinya. Sebagian besar merekamerupakan orang-orang golongan kelas menengah berpendidikan. Mereka berimigrasi untuk alasan agama, politik, dan ekonomi. Mereka yakin diAmerika bisa mendirikan “City on a Hill”.
• Pemdiri The Middle Colonies(New York, New Jersey, dan Pennsylvania) berbeda. Pada awalnya komunitas orang-orang Eropa yang di sini adalah orang-orang Belanda dan Swedia. Namun setelah, tahun 1664, daerah tersebut dikuasai orang-orang Inggris yang juga masih menerapkan tradisi toleransi di kota tersebut.
• Pendiri Pennsylvania adalah orang-orang Quake yang datang berduyun-uyun setelah Charles II memberikan area ke wilayah Pennsylvania tahun 1681 sebagai tempat perlindungan orang-orang beragama.

Gelombang Pertama: Imigrasi Kolonial. 1680-1776

Imigrasi gelombang pertama mengubah demografi daripara koloni. Menjelang 1776, dominasi orang English menurun dari 4/5 menjadi 52% total populasi. Thomas Paine menyabutnya sebagai “Bangsa dari Bangsa-Bangsa” padasaat pendiriannya. Budak Afrika-amerika menduduki 20% populasi. Meskipun disana beragam, termasuk native Americans, namun tetap didominasi oleh orang-orang Anglo-Americans dalam budaya, politik, dan ekonomi sangat jelas.

Gelombang Kedua: Imigran Tua, 1820-1776

Pada gelombang ini sekitar 15,5 juta orang menjadikan Amerika sebagai rumaj mereka. Mereka berasal dari Jerman, Irlandia, Briton, Skandinavia, Perancis-Kanada, China, Swiss, Belanda. Alasan mereka tidak memiliki tempat di negara mereka dan pekerjaan. Selain itu, parjanjian The Homestead Act tahun 1862 yang memberikan tanah dan penemuan emas di California membawa dampak yang cukup berarti dalam menaikkan angka imigrasi.

Gelombang ketiga: Imigran Baru, 1890-1930

Sekitar 1890, jumlah imigran dari barat laut Eropa menurun taham sementara dari Eropa bagian selatan dan timur naik. Puncaknya antara 1890-1914 mencapai 15,5 juta. Kebanyakan adalah kelompok-kelompok baru seperti orang-orang Itali, Yahudi, Polandia, Hongaria, Meksiko, Rusia, Cheko, Yunani, Portigis, Syiriah, Jepang, Filipina, dan lain-lain. Kebanyakan mereka masih muda, belum menikah, suka bepergian sendiri daripada keluarga. 4/5 mereka bekerja di daerah industri kota-kota besar namun banyal dari mereka yang tidak memiliki skill dan dibayar murah.

........................................... to be continued...................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar